Sauna Tradisional “Oukup”: Refleksi Pengetahuan Lokal tentang Pemanfaatan Tumbuhan Obat Etnis Karo

 

[caption id="attachment_5171" align="aligncenter" width="488"]Wanita Karo Potret Wanita Karo. Karya: E.C. Purba®[/caption]

Suku Karo merupakan salah satu etnis yang mendiami Taneh Karo | Tanah Karo di Sumatera Utara dan merupakan salah satu dari enam sub-etnis Batak, yaitu Pakpak, Simalungun, Toba, Angkola, dan Mandailing. Pengetahuan lokal masyarakat Karo terkait keanekaragaman hayati cukup tinggi. Mereka bahkan mampu memanfaatkan tumbuhan obat sebagai salah satu bentuk sauna tradisional yang dinamakan oukup. Oukup merupakan sejenis sauna tradisional yang memanfaatkan tumbuhan obat untuk pemulihan ibu pasca-melahirkan. Saat ini oukup banyak diminati dan terkenal di Kota Medan serta tidak lagi terbatas untuk sauna pemulihan namun juga untuk relaksasi.

Masyarakat Karo di Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Sumatra Utara juga memanfaatkan sekitar 22 spesies tumbuhan yang dipergunakan sebagai ramuan oukup. Ramuan tersebut sudah diturunkan dari generasi ke generasi dan sudah menjadi resep turun-temurun. Beberapa tumbuhan yang dimanfaatkan antara lain kelawas | Alpinia galanga, laja | Alpinia sp., temu kunci | Boesenbergia pandurata, kuning gajah | Curcuma heyneana, temulawak | C. xanthorrhiza, kaciwer | Kaempferia galanga, kincung | Nicolaia speciosa, lempuyang | Zingiber americanus, bahing | Z. officinale, bungle | Z. purpureum, paris | Strobilanthes sp., kali cayo | Gaultheria leucocarpa, pandan | Pandanus amaryllifolius, lada mbiring | Piper nigrum, sereh | Cymbopogon citrates, rumput wangi | Polygala paniculata, ketumbar | Coriandrum sativum, jerango | Acorus calamus, perik kuda | Odontosaria sp., paku peik | Odontosoria chinensis, rimo mungkur | Citrus hystrix dan rimo puraga | C. nobilis. Kesemua bahan tersebut dibersihkan dan direbus dengan air sampai mengeluarkan aroma yang semerbak.

Cara penggunaan ramuan oukup tersebut sangat sederhana, yaitu dengan meletakkan air rebusan ramuan di depan ibu yang sebelumnya telah didudukkan di sebuah kursi dalam ruangan tertutup dan keadaan tanpa busana. Ruangan tertutup itu ditutupi dengan tikar pandan ataupun selimut. 

Saat ini, tingkat pengetahuan masyarakat Karo tentang pemanfaatan tumbuhan untuk oukup turun secara drastis. Penurunan ini merata dari rentang kelompok usia muda hingga tua. Masyarakat Karo di Kecamatan Merdeka, Sumatera Utara yang termasuk kelompok umur di atas 50 tahun lebih banyak mengetahui pemanfaatan tumbuhan obat dibandingkan dengan umur 30-50 tahun. Hal tersebut dikarenakan pandangan umum bahwa pengetahuan lokal tentang tumbuhan obat bersifat magis sehingga kelompok muda enggan untuk mempelajarinya. Selain itu, kelompok usia muda lebih menyukai pengobatan modern daripada tradisional. Faktor-faktor tersebut dapat menjadi penyebab hilangnya pengetahuan lokal tentang oukup bagi masyarakat Karo di masa depan.

Masih banyak pengembangan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Karo sendiri akan pentingnya pelestarian pengetahuan lokal tentang pemanfaatan tumbuhan obat di Tanah Karo. Selain itu, pendokumentasian pengetahuan lokal masyarakat Karo juga sangat penting sebagai salah satu upaya pencegahan hilangnya kearifan lokal yang sangat bermanfaat seperti oukup.


Sumber:
Singarimbun, M. 1975. Kinship, descent, and alliances among the Batak Karo. University of California, Barkeley: xxii +421 hal
Purba, E.C. 2015. Etnobotani masyarakat etnis Karo di Kecamatan Merdeka, Sumatra Utara. [Tesis]. Program Studi Biologi Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Depok: xvii +103 hal




Processed with VSCO with c1 preset

Endang Christine Purba tertarik mempelajari pengetahuan lokal yang ada di Indonesia khususnya pemanfaatan tumbuhan untuk pangan dan obat-obatan (etnobotani). Ia pernah melakukan penelitian etnobotani di Kabupaten Karo, Sumatra Utara yang dijadikan sebagai topik penelitian tesis. Di masa yang akan datang, Purba berharap bisa melakukan dokumentasi tentang etnobotani etnis lain di Indonesia





Lisensi Creative Commons
Tulisan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 4.0 Internasional.

Komentar

Postingan Populer